Tuesday, November 02, 2004
LeLaki SenJa
Semburat senja hadir ..
Menampakkan indahnya warna pelangi jingga
Aku tidak kuasa, hanya terpana
Ternyata rasa ini memang ada
Kagum, senang ataukah cinta?
Entah rasa mana yang ada
Dialah lelaki senja ..
Dengan warnanya, dia getarkan para hawa
Melukiskan rasa di dalam jiwa
Menghadirkan impian surga dunia
Dialah adamnya manusia
Sungguh sempurna sang Khalik mencipta
Karya-Nya meluluhlantakkan segala indera
yang dimiliki oleh manusia
Wahai adamnya manusia
Kepada siapa nanti kau mencinta
Berikan dirinya impian yang bernama bahagia
Created by 4yo3, August 26th 2004
Aku rindu pada senja. Aku rindu akan kehadirannya di dalam hari-hariku. Senja selalu menenangkanku kala aku gelisah. Senja jugalah yang paling mengerti aku. Dia selalu tau kapan aku butuh pelukannya, kapan aku butuh senyumannya atau kapan aku butuh kehadirannya. Dulu aku menganggapnya pengganggu, perusak ketenangan orang. Karena dia selalu mendahului malam ketika malam ingin menyapa. Dia hadir sesaat, mencuri-curi waktu malam. Katanya dia ingin menemaniku menangisi hari yang akan berakhir. Katanya dia ingin menemaniku tersenyum menyapa malam. Katanya lagi dia mengerti aku dan tau aku luar dan dalam. Dia yakin sekali aku pasti bahagia setiap aku bersamanya. Congkak sekali dia!! Aku sempat protes padanya, bagaimana dia bisa tau aku luar dalam padahal dia baru bertemu aku saat itu. Senja malah tersenyum lebar. Aku adalah hatimu. Aku adalah cermin dirimu. Aku adalah belahan hatimu. Aku adalah kamu. Dan kamu adalah aku. Tuhan begitu baik menciptakan kamu untukku. Karena itu kini aku datang menemanimu. Aku tidak ingin kau kesepian dan merasa sendirian lagi. Karena kini kau punya aku. Kau bisa menyandarkan tubuhmu padaku kala kau merasa letih melewati hari. Kau bisa tumpahkan padaku semua rasa yang kau rasakan karena aku akan menenangkan perasaanmu dan membuatmu merasa lebih baik. Aku akan menjadi kakimu saat kau lelah berjalan. Aku akan menjadi matamu kala kau mengantuk. Aku akan menjadi segalanya untukmu. Dan aku yakin kau pun akan melakukan hal yang sama untukku. Karena itu kita berdua diciptakan Tuhan. Dia ingin kita saling melengkapi. Saat senja berkata seperti itu, aku cuma terdiam. Malas menanggapi. Takut ucapannya benar. Jadi lebih baik tidak berkata apa-apa. Kadang diam itu menyenangkan.
Sejak itu, senja selalu menemaniku. Aku pernah mencoba bersembunyi darinya. Aku pernah diam-diam menemui malam tanpa sepengetahuannya. Tapi senja selalu tau dimanapun aku berada. Dia selalu tau. Dia selalu tau apapun yang kupikir dan kukerjakan. Dia benar-benar tau diriku luar dan dalam. Persis seperti ucapannya waktu itu. Aku jadi berpikir, benarkah senja adalah hatiku? Benarkah senja adalah cerminan diriku? Benarkah senja adalah belahan hatiku? Dan benarkah dia adalah aku dan aku adalah dia? Aku terus menerus memikirkan ucapannya dulu. Dan senja tau itu. Tapi senja tidak berkata apa-apa. Dia terdiam seperti aku waktu itu. Hanya matanya yang berbicara. Matanya seakan berkata padaku, tidak usah takut .. hal itu tidak menakutkan. Tuhan bilang itu namanya cinta. Cintakah aku pada senja?
Tapi kini aku merasa rindu pada senja. Aku merindukan dia sampai-sampai mau mati rasanya. Senja tiba-tiba menghilang dariku sama seperti saat dia muncul tiba-tiba waktu itu. Aku kesepian dan merasa sendirian. Hatiku telah meninggalkanku. Cerminku sudah bosan menjadi aku. Dia sudah tidak ingin menjadi belahan hatiku. Dia sudah tidak ingin melengkapiku. Apakah Tuhan sudah menciptakan belahan hati yang lain untuknya? Kini aku merasakan sakit yang teramat sangat dalam hatiku. Untuk apa Tuhan memberiku belahan hati kalau akhirnya dia akan meninggalkanku juga? Aku tidak ingin belahan hati. Aku tidak ingin cermin diri dan aku tidak ingin dilengkapi!!! Aku tidak mau sakit, terluka dan kecewa. Karena itu aku ingin melupakan belahan hatiku. Aku akan pulang dan berhenti menunggu senja datang. Senja bukan belahan hatiku, karena dia meninggalkanku.
Hai puteri… suara senja yang hangat terdengar menyapa. Senja telah datang!! Tapi aku sudah memutuskan untuk melupakan senja dan berhenti menunggunya. Jadi aku cuma diam saja, tidak menghiraukan kehadirannya. Tapi senja tidak diam. Senja terus saja bicara seperti dulu. Senja memang keras kepala!! Aku tau kau marah padaku. Tapi aku bahagia puteri. Aku bahagia karena kini aku tau kau begitu mencintaiku. Tuhan memang selalu benar. Kita memang diciptakan untuk saling melengkapi. Senja tersenyum. Kalau kau memang belahan hatiku, kau tidak mungkin meninggalkanku. Kataku pada senja. Senja tetap tersenyum. Aku tidak meninggalkanmu puteri. Aku tidak akan pernah sanggup meninggalkanmu. Dulu, kini dan nanti aku selalu ada dihatimu. Yang perlu kau lakukan hanyalah melihat kedalam hatimu. Karena disitulah tempatku.
Created by 4yo3, November 2nd 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment