Monday, June 12, 2006

Ohana

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
(soundtrack Keluarga Cemara)

Saya menyayangi keluarga saya. Saya menyayangi ketidaksempurnaan yang ada, kesusahan-kepedihan-penyelesaian-kebahagiaan yang ada dalam keluarga saya. Kadang kala, saya suka membayangkan hal-hal indah yang terjadi dalam keluarga teman saya bisa terwujud dalam keluarga saya juga, tapi saya menyadari.. tidak semua yang terjadi dalam keluarga orang lain bisa berjalan baik bila terjadi dalam keluarga saya.

Saya pernah merasakan memiliki keluarga yang utuh. Keluarga dimana ada papa-mama-kakak dan saya. Saya pernah merasakan berlibur bersama (walau tidak sering, setidaknya saya pernah merasakannya). Saya pernah merasakan lebaran dengan keluarga besar (mulai dari nini, ibu-bapak, mama-papa, om-tante, kakak, sepupu) dan mudik bersama keluarga. Saya pernah merasakan makan malam bersama di rumah, saya dan mama menyiapkan makanan. Papa ngobrol dengan mas Dony. Dengan menggelar tikar dan meriung kami makan dengan lahapnya. Plus, dengan kehadiran burung-burung piaraan kami (wewet-cucuk-bawel) yang minta diberi sedikit jatah makan kami (selera mereka cukup manusiawi, tempe dan keju pun mereka suka).

Saya memang pernah merasakan perasaan terbuang dari keluarga. Saya memang pernah merasakan betapa sepinya hanya berdua mama, saya memang pernah merasakan betapa sedihnya tidak punya sanak keluarga, saya memang pernah iri dengan teman yang bisa memiliki keluarga utuh. Saya memang pernah merasa rakus dengan perhatian orang yang tidak bisa saya dapatkan di dalam keluarga. Saya memang pernah merasakan rindu yang akut akan adanya keluarga papa-mama-kakak-saya. Saya memang pernah merasakan kebencian yang luar biasa akan keadaan yang harus saya alami. Saya memang pernah merasa bahwa tuhan tidak adil dengan memberikan saya keadaan seperti ini ...

Tapi kini saya bisa menerima semuanya dengan ikhlas. Saya bisa menerima bahwa keadaan keluarga saya ibarat sebuah puzzle dimana semuanya berserakan tidak menyatu tapi sebenarnya kami adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena kami terikat satu dengan lainnya. Saya bisa menerima keadaan bahwa kini papa-mama tidak bisa selalu ada di samping saya. Saya bisa menerima keadaan (dengan sangat berat) bahwa pertemuan kami tidak bisa sesering dulu, dan saya harus ikhlas berbagi waktu pertemuan dengan yang lainnya. Saya bisa menerima keadaan kakak saya sudah memiliki keluarga baru yang harus diberi perhatian utama dibandingkan saya-mama-papa...

Saya menyayangi keluarga saya. Saya menyayangi mereka apapun adanya. Saya menyayangi mereka, selalu memikirkan dan berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka ...
Saya menyayangi keluarga saya sepenuh hati, jiwa dan raga saya ....

Ohana ... ohana means family. Family means nobody gets forgotten or left behind (Lilo n Stich)

No comments: