Friday, December 16, 2022

Bye 2022, Welcome 2023



Apa yang terjadi selama 2022 ini? kenapa waktu cepat sekali berlalu dan tak sadar sudah mau berganti dengan tahun yang baru.

2020-2021 momen dimana waktu terasa begitu lambat dan membosankan. Bisa dibilang tak pernah kemana-mana, bye mall dan tempat-tempat menarik lainnya. Aku (dan anak-anak) memilih untuk tidak kemana-mana karena pandemi, semua keperluan by online. Tidak kemana-mana adalah yang terbaik, kecuali suami yang tetap harus bekerja. Tidak pernah ngerasain PCR, dsb karena memang tidak butuh juga. Tapi kami sekeluarga sudah divaksin. 

Dan 2022 sudah mulai normal dan pada tempatnya. Semua berjalan normal dan mulailah anak sekolah dan kadang pilek flu ketularan di sekolah. Alhamdulillah gak kenapa-kenapa, semua sehat dan baik. Satu yang sangat kusyukuri adalah Allah memberikan kami kesehatan sehingga tidak perlu ke RS dan pusing dengan biaya pengobatan.

Menelisik ke belakang, perjalanan hidup ini begitu berwarna dan unpredictable. Mengalami pasang surut dalam berumah tangga, mengalami pengalaman-pengalaman tak terduga dan bisa ada di titik sekarang dimana aku merasa sudah lebih tenang dan mungkin mendewasa. Alhamdulillah untuk semua yang terjadi, baik itu senang atau sedih. Baik itu membahagiakan atau mengecewakan. Aku berharap ke depannya aku bisa menghadapi berbagai hal dengan lebih baik lagi.

Adakah penyesalan dalam hidup? BANYAK!

Mungkin memang kodrat manusia merasakan penyesalan atas banyak hal di masa lalu, keinginan untuk bisa merubah yang tak enak tentu ada. Tapi aku menyadari, aku menjadi seperti yang sekarang salah satunya adalah karena kejadian-kejadian di masa lalu. Jadi yang bisa kulakukan adalah berdamai dan menerima semua masa laluku.

Selamat datang 2023 🎉🎉🎉

Semoga di tahun 2023 kondisiku, suamiku, keluargaku bisa lebih baik lagi. Semoga di tahun 2023 ada banyak kejutan indah yang Allah siapkan untuk keluarga kecilku. Bismillah I'm ready for 2023

Membangun Kecintaan Membaca Lewat Pustaka Anak Bangsa

Buku adalah jendela dunia, melalui buku kita bisa mengenal dunia dan isinya. Eko Cahyono adalah pemuda asal Malang yang jatuh cinta pada buku sejak kecil. Ayah ibunya merupakan petani dan penjahit pakaian. Walaupun orang tuanya bukanlah orang berada tapi tak menyurutkan langkahnya untuk selalu membaca.

Minat Eko Cahyono pada buku membuatnya memiliki keinginan untuk menularkan hobinya kepada anak-anak di sekitarnya. Untuk itulah Eko membuka perpustakaan dengan nama Pustaka Anak Bangsa. Tapi rintangan demi rintangan datang. Saat rumahnya mulai ramai orangtuanya merasa terganggu, dan Eko pun mulai membuka Pustaka Anak Bangsa di tempat lain.

Eko Cahyono di perpustakaan Pustaka Anak miliknya (foto: e-book SIA Award)

Nekat menjual motornya, Eko pun mengontrak dan mulai meneruskan hobinya. Eko membuka pintu selebar lebarnya untuk anak-anak yang ingin datang membaca. Tapi karena banyak anak muda datang di malam hari, perpustakaannya sempat digerebek karena dianggap menyediakan buku pornografi. Status mengontrak juga membuat perpustakaannya berpindah-pindah tempat. Terhitung 9 kali Eko berpindah kontrakan sejak tahun 1998 sampai 2011.

Walaupun banyak rintangan yang datang tapi Eko tetap semangat pantang menyerah dalam membuka perpustakaan dan menyebarkan virus gemar membaca ke anak-anak di sekitarnya. Lambat laun usahanya pun berbuah hasil. Masyarakat mulai bisa menerima bahwa anak muda di wilayah mereka memang gemar membaca. Daripada bermain ke tempat tidak jelas, para ibu lebih senang menitipkan anak-anak di perpustakaan.

Akhirnya, kabar baik pun datang. Pemda memberikan dana bantuan yang kemudian dibelikan tanah dan bantuan dari pihak lain digunakan untuk mendirikan bangunan perpustakaan permanen. Eko juga mulai menyediakan perpustakaan keliling untuk menjangkau seluruh kecamatan di kabupaten Malang.

Menurut Eko Cahyono, buku bisa mengubah nasib seseorang. Setidaknya puluhan dari ratusan anak yang awalnya lulusan SD kemudian sering baca lalu ingin sekolah lagi. Dengan mengambil paket B atau C mereka kuliah lagi sampai menjadi guru.

Bangunan Pustaka Anak Bangsa
(sumber: e-book SIA Awards)

Perpustakaan Pustaka Anak Bangsa buka selama 24 jam. Ada banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan di sini selain membaca, diantaranya adalah belajar komputer, melukis di kanvas, menonton film bareng, belajar masak, diskusi hingga menanam 27 tanaman obat tradisional. Bahkan yang tak kalah menarik, ada bimbingan belajar bagi pelajar secara gratis.

Warga semangat membaca buku
(sumber: e-booklet SIA Awards)

Dan kini ada 26 perpustakaan yang tersebar di 35 desa se kabupaten Malang. Cakupannya juga semakin luas karena perpustakaan digelar di tempat-tempat umum seperti di pos ojek, salon, bengkel motor, dll.

Tak ada usaha yang mengkhianati hasil dan itulah yang dialami Eko Cahyono. Usahanya dalam meningkatkan literasi membaca sukses membuat anak-anak muda menjadi kenal buku dan gemar membaca.

Thursday, November 24, 2022

Indonesia Saat ini: Krisis Moral

Akhir-akhir ini begitu banyak berita tidak mengenakkan seputar bullying di sekolah, penggunaan kendaraan yang tak sesuai usia sampai perilaku tak pantas dan tak bermoral yang dilakukan oleh anak-anak dengan status pelajar.

Ada apa gerangan, apakah memang sudah sedemikian "rusaknya" Indonesia. Apakah fenomena perilaku seperti ini baru-baru saja terjadi atau memang selama ini ada tapi tak terendus saja? Rasanya mau teriak saja, Indonesia memang berkembang tapi perkembangan tak sejalan dengan adab sopan santun dan patuh pada peraturan. Indonesia krisis moral!

Anak dibully, mungkin memang sejak dulu ada ya? Aku jadi teringat saat aku kecil, aku tak merasakan bully tapi memang pernah merasa dikucilkan dan tak cocok sama teman sekelas. Tapi aku tidak mengkategorikan hal ini sebagai bully. Sedang jaman sekarang, berita tentang anak direkam sedang dipukul, dianiaya, diperlakukan tak senonoh, dikeroyok, disuruh berbagai hal yang tak pantas... benar-benar bikin geleng-geleng kepala. Kalian itu pelajar lho, mana adab kalian sebagai pelajar? 

Terakhir kemarin aku melihat anak-anak pelajar menendang dan memukul nenek tua di jalan. Direkam, dan merasa lucu bahkan tertawa dengan perilaku kalian yang biadab seperti itu. Dimana moral dan nurani kalian? Jujur seram sekali dengan anak jaman sekarang. Dan lucunya saat sudah ramai di media sosial, anak pelajar ditangkap dan orang tua mereka meminta maaf. Semudah itu? bisa jadi ke depannya akan terulang lagi kejadian serupa.

Semoga, ada upaya dari pemerintah agar keadaan anak-anak yang meresahkan ini bisa diatasi agar tidak menjadi momok yang lebih menakutkan ke depannya.