Sunday, November 30, 2008

Candid


Temen liputan yang iseng ngambil gambar candid, but I think It's kind of cute.. hahahhaha. Narsis abis?!!

Saturday, November 29, 2008

Nasihat Ayah

Malam itu ada yang terasa berbeda saat aku berbincang dengan Ayah. Kami jarang bertemu. Kami jarang bertukar pikiran. Namun malam itu aku butuh bimbingannya. Tidak ada yang lain, hanya Ayah yang bisa membantu. Maka kuberanikan diri bersitatap dengan beliau. Tidak banyak perubahan yang kulihat dari dirinya. Hampir sama dengan ingatanku akan terakhir kali pertemuanku dengannya. Ayah yang sudah mulai menampakkan uban di seluruh rambutnya. Ayah yang tubuhnya mulai bungkuk dan kurus termakan usia. Dan Ayah yang tatapan matanya masih mampu membuatku tidak berani menatap lama.
Tak pernah sekalipun aku mendengar Ayah berpetuah. Namun malam itu, Ayah mengeluarkan nasihat yang tidak pernah aku duga akan keluar dari mulutnya. Ini pengalaman pertamaku, karenanya sulit sekali menutupi keheranan di wajahku. Kulihat Ayah tersenyum, kurasa beliau juga menyadari hal ini. Beliau menasehatiku dengan suara yang pelan namun penuh kewibawaan. Suasana hening seketika, sebelum akhirnya beliau berkata "Nak, tak pernah sekalipun aku memberimu bekal. Aku hanya menyusahkanmu dan terutama ibumu. Ya, ibumu yang kini sudah tenang di alam kuburnya. Namun penyesalanku mesti kubayar dengan air mata yang tak ada habisnya. Terlambat aku menyadari, namun denganmu aku ingin merubah cerita. Aku ingin.. setidaknya bisa memberi sedikit nilai baik yang pernah diajarkan Ayahku dulu padaku. Dan kini ingin kuajarkan juga padamu"
Aku terdiam, mendengarkan dengan sungguh. Tak pernah sekalipun aku melihat Ayah merendahkan diri dan mengakui kesalahan. Ini bukan sifatnya. Entah apa yang sedang merasukinya, mungkinkah Ayah insyaf? "Aku ingin kamu ingat tiga hal. Agar hidupmu bisa lebih tenang dan tidak ada penyesalan yang tertinggal. Tidak seperti aku" suara Ayah terdengar berat. Aku hanya bisa mengangguk. Lidahku terasa kelu, karena tampaknya Ayah sungguh-sungguh.
"Sebagai manusia, ingatlah agar kamu bisa menjaga tiga hal. Emosi, ambisi dan egois. Jagalah tiga hal ini agar tidak merusak hidupmu yang teramat singkat. Ketika kamu memperturutkan emosi dalam mengambil keputusan, dalam bertindak.. maka hidupmu akan sia-sia. Karena apa yang dihasilkan oleh emosi hanyalah kehancuran. Kamu hanya akan menghancurkan dirimu karena setelah emosi reda kamu akan menyesal. Kamu akan menghancurkan dirimu karena keputusan dan tindakanmu tidak bijak. Hanya keinginan sesaat yang akan kamu sesali sesudahnya. Dan kamu akan menghancurkan orang disekitarmu yang ikut terlibat dalam hal itu"
Aku mencerna kata-kata Ayah. Benarkah ini Ayah? Benarkah pemikiran ini keluar dari seorang Ayah? Yang telah melupakan keluarga demi dirinya semata. Yang telah meninggalkan keluarga dan menghilang entah dimana rimbanya. Yang telah membuat Ibu hidup menderita hingga akhir hayatnya. Apa yang membuat Ayah berubah, aku jadi bertanya-tanya. Ayah tampaknya maklum dengan kegelisahan dan rasa penasaranku. Ayah tersenyum. "Aku tau kamu pasti bertanya-tanya. Aku memang sudah tidak seperti dulu lagi nak. Aku menyesal telah menghabiskan bertahun-tahun hidupku demi hal yang sia-sia. Karena pada akhirnya aku akan mati juga. Dan apa yang tersisa? Tidak ada. Istriku meninggal sebelum aku sempat meminta maaf. Dan anakku kini sudah besar tanpa aku tau bagaimana perkembangannya. Aku minta maaf nak" suara Ayah bergetar dan matanya berkaca-kaca. Kerongkonganku tercekat, tidak menyangka kalau kami ternyata begitu berarti bagi seorang Ayah.
"Lanjutkan Yah..." pintaku pelan. Ayah mengangguk. "Dan janganlah kamu memperturutkan ambisimu. Manusia harus memiliki ambisi dalam hidup, namun janganlah kamu lupa akan sekeliling karena ambisimu. Jangalah jadi manusia serakah dan lupa segalanya karena diperbudak oleh ambisimu" Ayah terdiam. Dituangnya teh panas dari cerek. Kepulan asap keluar dari gelasnya. Diminumnya pelan-pelan sambil sesekali menghela nafas panjang. Suasana menjadi hening, tidak ada yang bersuara. Aku menjadi tidak enak dan salah tingkah "Ayah baik-baik saja?" tanyaku memecah keheningan. "Aku tidak apa-apa nak. Hanya kelelahan. Namun aku harus menyampaikan nasihat ini padamu, agar kamu tidak salah langkah seperti aku" guratan kesedihan terlihat nyata di wajahnya. Aku mengangguk pelan tanda mengerti.
"Yang terakhir adalah egois. Sifat alamiah manusia. Yang dimiliki oleh semuanya hanya berbeda kadarnya saja. Kamu harus bisa menjaga sifat egoismu nak. Karena ketika kamu mengikuti sifat egoismu, tindakanmu menjadi tidak obyektif. Karena hanya mementingkan dirimu, bukan kebaikan untuk semua yang ada di sekelilingmu. Dan ini adalah awal kehancuranmu. Karena kamu berharap orang mengerti dirimu tanpa kamu belajar untuk mengerti orang lain. Tahanlah sifat egoismu. Tidak mudah. Namun, kalau kamu bisa melaksanakan ketiga hal ini aku yakin kamu bisa menjalani hidup yang lebih baik dari aku"
Ayah bernafas lega. Terlihat sedikit beban terangkat dari punggungnya. Aku mengucap kata terimakasih dalam hati, karena Ayah memberiku nasihat yang tak ternilai harganya. Setidaknya, ada hal yang bisa aku banggakan pada anak-anakku akan sosok Ayahku. Nasihat Ayah ini sekaligus menjawab permasalahanku. Aku tidak ingin mengganggu waktunya lebih lama lagi. Aku tidak tau kapan bisa bertemu dengan beliau lagi, namun aku tau kini Ayah hidup dalam ketenangan yang selama ini tidak dimilikinya.
Made by Ayoe, Nov 30th 2008

Romantis?? Halah...??!!!!

Sejak jaman rekiplik aku sudah jatuh cinta pada puisi, lagu-lagu romantis, cerita cinta dan segala hal yang berhubungan dengan keromantisan. Kayaknya memang sudah bawaan diri yang mellow dan berperasaan. Aku ingat, waktu SMP suka berburu kartu harvest berisi puisi romantis. Atau bisa saja aku menangis terharu karena baca cerita sedih atau nonton film kayak Titanic. Bahkan melihat keromantisan yang terjadi di depan mata bisa membuat aku menghela nafas dan tersenyum terkulum turut merasakan atmosfir romantis yang ada.
Dan dari segala aktivitas yang aku sebutkan diatas, berimbas dalam kehidupan pribadi. Ya. Aku jadi seperti terobsesi dengan kata cinta, dengan alur cerita di film dan buku yang menggambarkan keromantisan. Anything as long as it romantic. Aku mengharapkan semua bisa menjadi kenyataan dalam kehidupanku. Bunga mawar, puisi cinta, candle light dinner, tindakan romantis seperti: laki-laki yang berjalan di sebelah kanan untuk melindungi, kejutan yang tak perlu mahal namun mengesankan, sms atau telfon penuh perhatian, kegombalan laki-laki dalam berkata dan bertindak, dan segudang cara dalam menunjukkan keromantisan.
But you know what, dunia yang kita jalani bukan seperti cerita di buku atau film. Percuma romantis kalau selingkuh. Percuma romantis kalau ga bisa ngertiin kita. Percuma romantis kalau cuma untuk baik-baikin kita karena ada maunya. Dan percuma romantis kalau tidak berasal dari dalam hati.
Entah sejak kapan, namun aku sudah tidak mencari keromantisan. Bukan munafik, siapa sih perempuan yang ga suka dengan hal-hal yang aku sebutkan diatas? Namun, hal itu sudah bukan hal yang utama apalagi jaminan aku akan bahagia..

Friday, November 28, 2008

Too Much L.O.V.E Will Kill You

Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Dan jatuh cinta kalau kata orang rasanya nano nano. Kadang bahagia, kadang sedih. Kadang senyum-senyum, kadang nangis sendirian. Dan ketika jalinan kasih semakin erat, rasa sayang dan ingin memiliki semakin besar. Apa-apa yang dilakukan pasangan mesti seijin kita. Apa-apa yang terjadi dalam hidup pasangan harus sepengetahuan kita. Dan rasa cemburu pun mulai menghampiri. Hal biasa seperti sms dari perempuan atau laki-laki lain bisa bikin berantem tidak berkesudahan. Terlupa untuk mengabari atau melakukan sesuatu diluar kebiasaan langsung memunculkan rasa curiga. Dalam pikiran kita sudah S.A aja alias sudzon abis.
Begitulah yang namanya jatuh cinta. Kadang, bagi orang yang melihat apa yang kita lakukan dan rasakan terasa norak. Yang melihat cuma bisa geleng-geleng kepala. Tapi bagi yang merasakannya tidak. Karena saat jatuh cinta, dunia serasa milik berdua. Yang lain jadi terasa tidak penting. Karena hidup kita berpusat pada kekasih. Semua serba yang terkasih. Yang lain jadi nomer kesekian. Lagu yang dinyanyikan kalau lagi bahagia lagu-lagu cinta. Kalau lagi berantem lagu-lagu patah hati. Muka berseri penuh senyuman saat sedang adem ayem. Tapi langsung berubah jutek dan ditekuk kalau lagi ada masalah.
Seringkali, ketika sedang jatuh cinta logika tidak berjalan karena sudah dikuasai perasaan. Seringkali tidak mendengarkan apa nasihat orang, meski sebenarnya apa yang kita lakukan sudah diluar batas kewajaran. Karena banyak pasangan yang kebablasan hingga hubungan yang awalnya indah dan bermanfaat malah berujung menjadi malapetaka. Malah menjadi neraka dunia, dan imbasnya memberi banyak efek negatif dalam hidup kita. Harapan akan kebahagiaan mulai terasa hambar. Dan harapan hanya tinggal harapan ketika dihadapkan pada pertengkaran demi pertengkaran.
Padahal di dalam Al Qur'an Allah SWT menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan. Dan salah satunya termasuk mencintai lawan jenis yang notabene adalah mahluk ciptaannya. Kenapa? karena sesuatu yang berlebihan tidak baik. Makan berlebihan bikin kekenyangan dan ekstrimnya malah muntah. Tidur berlebihan bikin pusing. Dan begitu juga kalau cinta yang berlebihan malah jadinya negatif. Sampai ada iklan 'posesif' dari sebuah rokok yang sebenarnya menyindir para pecinta yang posesif karena berlebihan. Efek negatifnya, akan menimbulkan beragam penyakit hati yang menggerogoti jiwa sedikit demi sedikit. Hidup tidak tenang karena selalu curigaan. Ucapan dan perbuatan jadi tidak terkontrol karena tidak bisa menutupi rasa sakit yang mendera. Apa yang dikerjakan selalu terasa salah. Intinya: tersiksa.
Ketika cinta melanda, janganlah sampai diperbudak perasaan dan melupakan segalanya. Apalagi melupakan Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi kehidupan kepada kita. Lebih baik, menjalani hubungan dengan baik yang bisa memberi manfaat positif bagi kita dan pasangan. Dan selebihnya, serahkan sepenuhnya pada Allah SWT. Karena semua sudah ada yang mengatur. Jadi ga perlu dibikin pusing. Enjoy aja. Too much love will kill you, and it's true...

Sunday, November 23, 2008

FACTS about ME

  1. Suka warna biru dari kecil
  2. Takut sekaligus jijik sama binatang melata sejak SMP, terutama ulat bulu!
  3. Mudah tertidur dimana saja, alias pelor
  4. Suka baca buku, denger musik dan nonton film
  5. Doyan jajan dan suka lapar mata
  6. Moodian, dan gampang jutek
  7. Gampang PD dan gampang minder
  8. Ga enakan sama orang
  9. Suka sama fashion, meski ga PD kalo berinovasi dengan diri sendiri
  10. Suka banget sama keju, burger dan pizza
  11. Suka banget sama buah
  12. Suka pedes walau setelahnya sakit perut
  13. Ga suka soda kecuali terpaksa kalau haus
  14. Ga suka sayur, tapi sekarang mendingan
  15. Gampang tersentuh
  16. Ga tegaan
  17. Susah naikin berat badan
  18. Baru bisa minum obat tanpa digerus selama beberapa tahun belakangan
  19. Punya cita-cita bisa bahagiain semua orang yang disayang
  20. Kepengen ngeliat salju walau belum kesampaian
  21. Suka travelling, walau baru beberapa kali doang
  22. Suka baca dan nulis puisi meski amatiran
  23. Suka banget ngeliat awan, senja dan malam penuh bintang
  24. Narsis abis karena hobi banget difoto
  25. Pernah ngefans banget sama Westlife waktu kuliah
  26. Gaptek sama komputer & HP, cuma bisa sekedarnya
  27. Ga suka kalo sendal basah
  28. Suka main ujan-ujanan
  29. Suka sama jaket yang panjang kayak coat dan ada kupluknya
  30. Penyayang dan gampang akrab sama orang

Saturday, November 22, 2008

Kodrat seorang perempuan

Taukah kamu apa kesalahanmu? Kamu terlalu terbuka. Terlalu gamblang terbaca. Terlalu mudah ditebak apa yang kamu rasa, apa yang buat kamu terluka. Apa yang berkecamuk di dada. Sadarkah kamu, sebagai perempuan kita dituntut untuk bisa 'nrimo. Untuk selalu tersenyum meski hati tercabik, selalu bisa diandalkan meski saat itupun rasanya duniamu runtuh. Untuk selalu bisa kuat meski saat itupun rasanya kamu butuh sandaran untuk menguatkan. Untuk selalu bisa mencurahkan sayang meski hatimu terluka dan haus kasih sayang. Dan untuk itu dibutuhkan tempaan yang kuat. Apakah aku kurang cukup mendidikmu hingga kamu lupa apa keutamaan dari kodrat seorang perempuan yang harus bisa dipenuhi oleh kita?
Nenek moyang kita Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk menemaninya di surga sebelum akhirnya diturunkan ke dunia. Dan sejak itu pulalah kodrat kita terbentuk. Kita harus bisa menemani dan melayani. Harus bisa menjadi tumpuan di kala laki-laki goyah. Harus bisa menebarkan senyum yang bisa membuat nyaman. Harus bisa memenuhi kebutuhannya dari segi lahir dan batin. Harus bisa menahan segala perih dan derita meski rasanya muskil dilakukan oleh kita yang sering disebut mahluk lemah dibandingkan laki-laki.
Ingat, sebagai perempuan yang sudah bersuami kamu harus bisa menjadi istri solehah dan menuruti apa kata suamimu. Apapun. Selama tidak mengajarkan keburukan. Selama semuanya sesuai dengan ajaran-Nya. Jangan pernah mengeluh. Jangan pernah merasa lelah. Kesabaran yang sesungguhnya tidak memiliki batasan. Simpan tangismu untuk dirimu sendiri. Cukup hanya diri-Nya yang pantas melihatmu lemah. Kamu harus kuat. Harus bisa menjadi tumpuan keluargamu. Suamimu butuh kamu. Anak-anakmu butuh kamu.
Aku hanya bisa mengajarkan itu padamu.. Terimalah kodratmu dengan lapang dada. Ikhlas. Dan berserah diri pada-Nya. Karena apa-apa yang kita lakukan di dunia hanyalah agar mengharap ridho-Nya

Tuesday, November 18, 2008

Jerawat oh jerawat

Akhir-akhir ini, aku kembali disibukkan oleh jerawat yang rupa-rupanya betah sekali berada di wajah. Satu persatu muncul hingga memenuhi hampir semua wajahku. Padahal dulunya aku bukan orang yang berjerawat, namun entah kenapa makin kesini kok makin parah. Awalnya biasa aja, berpikir positif paling nanti akan hilang dengan sendirinya. Lalu lama kelamaan mulai resah ketika melihat jerawat ga hilang-hilang dan malah tambah banyak. Sampai kemudian mulai khawatir kalau jerawat-jerawat ini berada di wajah untuk waktu yang permanen.
Semuanya berkomentar, "loh kok jerawatan?", "mukanya kenapa?", "kok bisa gitu?", "salah perawatan?" atau "lagi puber? udah waktunya nikah tuh". Yang paling canggih adalah nenekku yang jadi sering menelpon mengingatkan untuk minum jamu supaya jerawatnya hilang. Awalnya sebel dikomentarin, padahal di satu sisi mulai merasa ga pede dengan wajah begini. Tapi kemudian berpikir positif kalau semua perduli jadinya kepengen tahu. Komentar positif cuma dari kekasih tersayang. Menurutnya yang penting hatinya, bukan wajahnya. Alhamdulilah kalau gitu. Dan menurutku bener juga sih. Tapi namanya perempuan biar bagaimanapun...
Sekarang, usaha yang dilakukan adalah membersihkan dengan teratur. Minum jamu. Berhenti mencoba memakai perawatan ke dokter & pakai kosmetik apa aja dan ganti-ganti meski bermerk. Dan juga berusaha tidak stress, meski terasa sangat sulit sekali. Yang masih diusahakan adalah tidur teratur (yang sepertinya tidak mungkin) & mengurangi gorengan (hmmm, bisa ga ya?).
Satu hal yang saya petik, saya harus menjaga apa yang sudah diberikan selama ini sama Allah. Selama ini dikasih muka yang bersih tanpa jerawat namun kurang dijaga. Kalau sudah bersih kembali, aku harus bener-bener concern sama kebersihan wajah deh!!

Everything will be alright

Life isn't always as easy as we want. Sometimes whether we like it or not, we have to face things we didn't like. And it also happen to me. And when it comes, life feels suck. And I feel it would be great if I can hide and didn't have to face it all. That's what I was doing long time ago, I chose to be in a neutral place. Just hide, just playing safe. Just be a nice person, and enough. But now, I learn to grow better. And it didn't solve at all. Because we have to face everything that comes in our life. Good or bad.
Just like now. I admit, I feel stressed. I feel sad. I feel confuse. And I feel disappointed. But I have to feel it now, because it's not something I can ignore at all. I only can pray that everything will be alright. Everybody will be happy and comfort. And if now I have to feel like this, it's okay. Maybe I have to feel this so I can be more grateful for the comfort zone I always have all this time. My lord.. please make me strong to face everything...

Sunday, November 16, 2008

Hanya Kepada-Mu

Ya Allah ya Rabb ku.. Engkaulah pencipta langit dan bumi. Engkaulah yang paling mengetahui rahasia hati setiap umat-Mu, termasuk aku. Hanya Engkaulah tempatku mengadu, tempatku meminta, tempatku memohon segalanya.

Kadang semuanya membuatku lemah dan tidak berdaya. Beri aku kekuatan dalam menghadapi semuanya. Aku tidak memiliki siapa-siapa kecuali Engkau. Tuntun, pimpin, bimbing dan lindungilah aku ya Allah...

Saturday, November 15, 2008

H.U.J.A.N

Aku suka sekali hujan. Dan hal ini sudah kusadari sejak lama. Aku merasa bahwa hujan memiliki kemisteriusan yang selalu bisa menghipnotisku untuk memperhatikan walau sejenak. Dan membuat alam imajinasiku bermain-main dengan liarnya. Hujan. Begitu menyenangkan. Rintik-rintik yang jatuh dari langit seperti sentuhan kekasih yang telah lama merindu. Membelai wajah dan kulitku dengan lembut. Menina bobokan hati yang kadang lelah menunggu. Menemani hari yang seakan tak pernah ada habisnya.

Dan pagi ini, aku merasakan hujan semakin syahdu. Ketika hujan menyatukan dua hati yang sedang memadu asmara. Tidak perlu ada kata. Tidak perlu bersuara. Namun hati seakan menyatu terjalin benang halus yang hanya bisa dilihat malaikat di surga. Hujan mengelilingi kami dengan penuh sayang. Dan detik itu juga, aku merasa seperti berada di nirwana. Aku bisa merasakan kehadirannya. Aku bisa mendengar desah nafasnya. Terdengar seperti alunan lagu yang memabukkan. Aku bahagia, ditengah derai air yang membasahi bumi yang telah lama mati. Aku hidup sekali lagi, dengan kesadaran penuh bahwa aku memilikinya. Dan kami bersama. Ini sudah cukup. Semua terasa sempurna tak ada cela. Hujan.. sekali lagi kau mampu membuatku terpana...


Friday, November 14th 2008
Rain has come to us...

Because They Care

If they say something I didn't agree or like, it doesn't mean they hate me. I shouldn't have the anger. I shouldn't have refuse before I hear them all and try to see the way they see. And I shouldn't feel sad too. It's not their fault, and it's not my fault either. There is no mistake here, just a different view of things. And all meet in one conclusion, L.O.V.E.
Because of love, they care to me. Because of love, they want the best for me.. in everythings. And this is something I didn't realize till now. That many people care to my life. Alhamdulilah. I feel blessed, I feel grateful. I never thought that I have that big contribution to their life. Maybe because I'm seeing things clearer lately that makes me thinking about things I never thought before.

Tuesday, November 11, 2008

Perubahan ke arah lebih baik, semoga...

Belakangan ini aku merasakan perubahan yang besar dalam hidupku. Perubahan-perubahan yang mengubah banyak hal dari diriku. Banyak yang mungkin bertanya kenapa bisa begitu. Tidak terkecuali keluarga dan sahabat, orang-orang terdekat dalam hidupku. Mereka mungkin heran, terkesima, kecewa, bahagia, biasa saja.. tidak bisa kutebak bagaimana jalan pikiran mereka. Namun yang pasti mereka tau ada yang berubah dari diriku.
Ketika kita semakin bertambah usia, kesadaran akan diri sendiri semakin memuncak. Aku yang awalnya tidak terlalu memperhatikan siapa aku menjadi lebih perduli pada AKU. Aku yang biasanya tidak terlalu suka menelaah diri sendiri menjadi berusaha mengenal siapa sebenarnya AKU. Dan ternyata, perubahan terasa menjadi solusi yang terbaik. Tanpa menghilangkan prinsip-prinsip hidup yang baik yang kupegang selama ini.
Tidak mudah untuk berubah. Apalagi merubah sesuatu yang terbiasa kita lakukan selama ini. Banyak goncangan terjadi, dan hal ini menimbulkan segudang pertanyaan. Benarkah yang aku lakukan? Sudah siapkah aku menjalani segala konsekuensi dari perubahan yang aku lakukan? Apakah memang ini yang terbaik untuk seorang AKU? dan keragu-raguan menjadi hal yang mematikan. Ketika hal ini terjadi, semua hanya bisa aku kembalikan pada Allah SWT. Hanya Dialah yang bisa memahami apa yang terjadi tanpa menilai sebelah mata. Dialah yang bisa menilai baik dan buruk dengan kacamata yang seimbang.
Aku hanya ingin menjadi orang yang lebih baik. Dalam segala hal kalau memungkinkan. Karena hidup hanya sekali, dan masa lalu tak bisa terulang lagi. Penyesalan hanya berakhir pada kesedihan. Namun pembelajaran yang mahal dari pengalaman perlu menjadi acuan bagi diri untuk menjadi lebih baik, semoga...

Nenekku kini..

Melihat nenek ku hari ini, baru kusadari beliau sudah semakin tua. Giginya sudah banyak yang hilang. Keriput telah menyelimuti kulit yang dulu kencang dan halus. Kaki yang terbiasa jalan tegak tidak bisa dipakai berjalan kencang. Kenapa aku baru melihatnya sejelas ini sekarang?
Banyak yang telah kami lalui. Tidak semuanya menyenangkan. Sebenarnya malah, aku tidak terlalu akrab dengan nenek ku dan banyak hal yang berseberangan dari kebiasaanku dengan beliau. Mungkin karena pengaruh perbedaan generasi. Entahlah.
Namun kesadaran baru menghentak pikiranku. Entah berapa lama aku masih bisa menikmati perbincangan dengan beliau. Entah berapa lama aku masih bisa melihatnya merenggut, tertawa, ngomel, ngobrol, masak, mondar mandir dan segudang aktivitas lainnya. Dan hal ini membuatku menyadari bahwa beberapa tahun belakangan ini aku sudah terlalu sibuk dengan hidupku dan melupakan nenekku. Memberi kasih sayang dan perhatian yang entah sampai kapan bisa kulakukan. Maafkan aku nek... Mulai sekarang, aku harus bisa menjadi cucu yang lebih baik lagi buat nenek.

Saturday, November 08, 2008

Just a Dream

Semalam aku bermimpi. Mimpi yang lumayan aneh sebenarnya. Aku lupa berawal dari mana, namun yang aku ingat ketika aku sedang berada di atas rumah panggung di dekat pantai di Bali. Di dalam rumah panggung, banyak sekali orang. Kebanyakan bule, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Dan perhatian kami semua tertuju pada pantai di hadapan kami. Dan ombak di pantai besar sekali, makanya disitu banyak para peselancar sedang bermain-main dengan ombak ganas yang siap menggulung. Namun, lama kelamaan ombak semakin besar. Rumah panggung saja hampir kalah tingginya. Dan seperti gelombang tsunami semakin lama semakin mendekati rumah panggung tempat kami semua melihat ombak tersebut. Dan aku mengucap 'Subhanallah', entah kenapa kata itu bukan kata 'Allahu Akbar'. Dan di dalam mimpiku, awalnya hanya aku yang mengucap 'Subhanallah' saja. Namun lama kelamaan, sampai anak bule yang masih kecil-kecil (mungkin cuma berumur 3-4 tahun) juga mengucap 'Subhanallah' sampai rumah panggung bergema dengan kata tersebut. Saya takjub karena semua fasih mengucap lafal tersebut. Dan mimpi saya berhenti disitu. Setelah terbangun, saya masih takjub saja dengan bule-bule yang melafalkan 'Subhanallah'....

Friday, November 07, 2008

Seharusnya...

Seharusnya hari ini menjadi langkah ke depan untuk membuat pijakanku semakin mantap. Semua berjalan sempurna, namun ternoda oleh kata-kata. Yang sebenarnya tak perlu terangkai menjadi kata. Yang sebenarnya tak perlu terucap. Yang sebenarnya tak perlu membuat suasana menjadi kaku dan tidak menyenangkan. Apakah sudah dimulai aral melintang dalam perjalanan ini? Apakah ini suatu ujian untukku menghadapi beragam ujian yang bisa jadi akan semakin berat? Kuatkanlah hamba ya Allah, kuatkanlah hamba dalam menghadapi semuanya...

Sunday, November 02, 2008

Semua Ga Penting...

Tau ga sih, semua ga penting. Kamu bisa sebutin semuanya tapi menurutku itu ga penting. Yang terpenting adalah aku menyayangimu, dan kamu menyayangiku. Yang lainnya aku kembalikan lagi pada Allah SWT...

Out of the blue

Out of the blue he's talking about it. I don't know why but it's hurt. I'm too sensitive and it's not good. I'm trying to change but it's hard. I'm trying hard. It's okay if I'm the one who feels hurt. As long as he's happy. That's all I'm asking...
It's not a sacrifice. I'm just willing to do it. I don't know, is it great or pathetic. I hope he can understand the way I feel. And the way I see this.