Wednesday, November 30, 2011

Cerita Seorang Istri

Pagi ini seorang temanku menelpon sambil terisak, suaminya ketahuan berselingkuh dengan perempuan lain lewat sms dan chatting. Berawal dari perasaan hatinya yang mulai tidak enak, berlanjut dengan ketidaksengajaannya membaca semua percakapan suaminya dengan perempuan tersebut. Yang membuatku tercengang, ini bukanlah kali pertama hal tersebut terjadi. Dan kali ini yang membuat temanku putus asa, percakapan mereka sudah sampai taraf akan melakukan nikah siri secara diam-diam. Padahal, mereka sudah dikaruniai 2 anak dan yang terkecil masih berusia 3 bulan. Astagfirullah...

Dan kisah seperti ini bukan pertama kali kudengar. Sejumlah teman lain juga mengalami hal serupa dengan cerita berbeda. Dan jujur, sebagai perempuan, seorang istri dan ibu hatiku mendidih. Kemana janji suci yang diucap saat ijab kabul. Lupakah suami dengan saat-saat sulit yang telah dilalui bersama. Tidak ingatkah dengan perjuangan hidup mati istri saat melahirkan buah hati. HiLangkah semua pengorbanan istri mengurus semua keperluan suami dan anak-anak, bahkan beberapa rela berhenti kerja dan kehilangan kehidupan sosial demi keluarga.

Pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalankan. Love isn't enough. Someday it can fade away. Tapi dibutuhkan kerjasama dan komitmen seumur hidup untuk saling setia, menghargai dan menyayangi pasangan no matter what happens. Mau kena phk, mau hidup susah tambal sulam buat sehari-hari, mau istri jadi gendut setelah punya anak, mau suami perut buncit dan botak, mau ada masalah ketidakcocokan dengan mertua, atau apapun yang terjadi... Tidak boleh menjadikan kita lupa dan lemah iman hingga terjerumus kepada perselingkuhan. Sesuatu yang sangat dibenci Allah.

Kalau dicari kekurangan dan kejelekan suami atau istri, tidak akan ada habisnya. Namun berbahagialah orang yang bisa melihat kebaikan dan kelebihan seseorang tanpa mengungkit atau mengingat kejelekannya. Seandainya bercerai dengan istri pun, belum tentu tidak akan ada masalah dengan pasangan yang baru. Karena itu kuncinya adalah bersyukur dan selalu mengingat Allah. Dan bagi istri, dengan menghadapi perselingkuhan suami yang terbaik adalah semakin mendekatkan diri padaNya. Berusahalah berdamai dengan perasaanmu sendiri. Perceraian hanya akan menyakiti anak-anak yang tidak bersalah.

Buat pasutri, terutama untuk suami... Ingatlah... Kalian menikah atas ijin Allah, karena Allah dan untuk menyempurnakan separuh agamaNya. Saling menyayangi dan membina pernikahan sakinah, mawaddah, warahmah. Setia dan berlombalah dalam berbuat kebaikan. Hidup di dunia hanya persinggahan. Apa yang kalian tabur akan dimintai pertanggungjawaban.

Semoga untuk semua pasangan, termasuk saya tidak akan mengalami perselingkuhan seperti yang dialami teman saya. Dan semoga teman saya tabah dan mendapat solusi terbaik untuk masalah yang dihadapinya. آمِّينَ يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ ...

No comments: