Saturday, December 20, 2008

Aku..

Cukup lama aku terdiam di depan komputer, menatap layar dan bingung mau menulis apa. Banyak hal yang berkecamuk. Banyak hal yang ingin ditumpahkan. Banyak hal yang menjadi pertanyaan. Namun, tanganku seakan beku. Banyak pertimbangan terjadi. Dan aku tidak tau bagaimana harus memulainya.
Siapalah aku??? Aku hanyalah seorang manusia. Seorang hamba Allah, yang seringkali lalai menjalankan perintah-Nya. Yang masih dan akan selalu memerlukan bimbingan, tuntunan, pimpinan, arahan dan pengetahuan mengenai agama-Nya sampai kapanpun. Yang seringkali, sengaja ataupun tidak disengaja telah menyakiti sesama. Yang memiliki begitu banyak kekurangan hingga tidak bisa dihitung jumlahnya. Yang seringkali terlena dengan kehidupan dan diri sendiri hingga mengenyampingkan yang lainnya. Yang memiliki begitu banyak keinginan untuk berubah menjadi lebih baik dalam segala hal, meski hasilnya tidak bisa dihitung layaknya matematika.
Hidupku. Tidak pernah sekalipun aku membayangkan akan menjalani hidup seperti sekarang ini. Semua mengalir seperti air. Umur lima, umur sepuluh, umur limabelas, umur duapuluh... dan kini duapuluh lima. Hidup adalah pembelajaran yang tidak berkesudahan. Begitu banyak hal terjadi, begitu banyak orang-orang yang kutemui, dan begitu banyak pelajaran yang bisa kupetik. In an easy or a hard way. Semua bermuara pada pendewasaan dalam menyikapi hidup. Mungkin, dengan begini aku bisa belajar menghargai dan mensyukuri nikmat-Nya. Mensyukuri kehidupan yang Allah berikan padaku. Mensyukuri segala hal yang terjadi, manis ataupun pahit. Karena semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.
Pendidikanku. Satu hal yang selalu ditekankan mama. Biar sesulit apapun hidup, pendidikan harus diutamakan. Karena itu bekal untuk menjalani hidup. Hal ini sedikit banyak mempengaruhiku dalam memandang pendidikan. Dalam menggapai impian dan harapan. Sampai detik ini pun, aku masih memiliki angan untuk terus belajar dan belajar. Baik di pendidikan formal maupun informal.
Cita-cita dan Impianku. Semua orang berhak bermimpi. Semua orang berhak memiliki cita-cita. Setinggi-tingginya. Karena hal itulah yang bisa menjadi motivasi dan dorongan bagi kita untuk maju. Cita-citaku, yang mungkin menjadi cita-cita semua orang yaitu bisa bahagia, selamat dunia dan akhirat. Dan impianku. Aku memiliki begitu banyak impian. Semua terekam dalam pikiran, satu-persatu dengan kuasa-Nya bisa tercapai. Meski tidak mudah. Meski harus melalui perjalanan panjang dan berliku. Namun selalu, kumohonkan agar segala usaha dan doa bisa mewujudkan cita-cita dan impianku. Amin...
Pekerjaanku. Aku bukan seorang workacholic yang bisa seharian bekerja. Aku bukan seorang pekerja yang gila gelar, mengejar harta atau popularitas. Pekerjaan adalah bagian hidupku. Dimana, dengan pekerjaan aku bisa membuktikan aku berguna. Berguna untuk diriku. Berguna untuk orangtua, keluarga dan yang lainnya. Berguna. Perasaan bahwa aku bukan hanya sampah masyarakat atau penadah tangan meminta pada orang tua atau yang lain. Tidak bergantung dan bisa berdiri di kaki sendiri. Hal yang setidaknya bisa membuatku kuat dan bisa membahagiakan yang lainnya.
Sahabatku. Aku akui, tanpa ada rasa sombong (insya Allah) alhamdulilah aku bisa berteman dengan beragam orang. Allah memberiku kelebihan untuk bisa bergaul dan diterima oleh sekitarku. Dan ini salah satu hal yang sangat kusyukuri. Namun sahabat dekatku hanya beberapa, karena aku tidak bisa membuka diri dengan semua orang. Namun aku sangat menyayangi mereka. Dan aku sangat menghargai kehadiran mereka dalam hidupku. Karena merekalah aku bisa tegar dan kuat menjalani hidup.
Dan keluargaku. Aku sangat menyayangi keluargaku. Seluruh hidupku kucurahkan untuk keluarga. Kukorbankan hidup agar bisa membahagiakan keluarga dan orang-orang yang kusayangi. Seberapapun buruknya keluargaku. Aku hanya manusia, yang tidak punya hak untuk menjudge atau menghitung kesalahan orang lain. Hanya Allah yang berhak. Karena itu, aku selalu berusaha melihat hal-hal yang baik dari setiap orang, termasuk keluargaku. Kalau bisa melihat kebaikan dan mengesampingkan keburukan... alangkah indahnya hidup.
Dan keluarga baruku. Setiap manusia memiliki siklus hidup, dan siklus hidupku selanjutnya adalah menikah serta membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Ini adalah ranah baru yang masih kuraba dan kucoba untuk memetakannya. Learning by doing, mungkin begitulah yang dijalani hampir semua orang. Dan aku? sejauh ini, aku berusaha menyerap beragam ilmu dari orang-orang yang lebih pintar dan berpengalaman. Baik dari hidup seseorang, kata-kata serta masukan. Hingga buku-buku yang banyak memberi manfaat. Dan tentu, selama ini hingga nanti pernikahan terjadi akan ada banyak kesalahan. Akan ada banyak benturan. Hal yang sangat wajar. Karena hidup adalah pembelajaran. Tinggal bagaimana kita bisa sabar dan ikhlas dalam menjalaninya. Insya Allah. Hanya doa yang selalu kupanjatkan.. semoga pernikahanku menjadi sekali seumur hidup. Dimana kami (aku dan calon suami) bisa saling menghargai, saling menyayangi dan mencintai, saling setia dan menjaga kesucian pernikahan, saling mengingatkan untuk kebaikan, saling mengasihi dan bisa memahami satu sama lain. Semoga pernikahan yang akan kumiliki, bisa menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, warahmah dan barokah. Semoga...
Dan kini, perasaanku sedikit lega. Disini kejujuran tergambar. Kejujuran untuk diriku sendiri. Kejujuran untuk memahami siapa aku. Dan siapalah aku? yang pasti bukan siapa-siapa, namun ingin menjadi siapa-siapa di mata-Nya. Hanya kepada-Mu lah aku menyerahkan seluruh hidupku ya Allah. Ridhoilah aku.. pimpin, bimbing, tuntun dan lindungilah aku...

No comments: